Senin, 29 Juni 2015

makalah ketrampilan dasar mengajar



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diajarkan, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.
Kompetensi pedagogis berkenaan dengan kemampuan mengelola pembelajaran dalam rangka mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dmiliki peserta didik. Salah satu kemampuan yang dituntut dari kompetensi ini adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Agar dapat melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, di samping menguasai berbagai kemampuan, guru dipersyaratkan untuk menguasai keterampilan dasar mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru.
Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasi oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar.


B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah, yaitu :
a.       Apakah pengertian dari keterampilan dasar mengajar ?
b.      Apa sajakah jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang dimiliki seorang guru?
c.       Mengapa keterampilan dasar mengajar itu penting bagi seorang guru ?

C.  Tujuan
Makalah ini mempunyai tujuan, yaitu :
a.       Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan dasar mengajar.
b.      Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru.
c.       Untuk mengetahui pentingnya keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru.

D.      Manfaat
Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa calon guru sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai pengertian ketrampilan dasar mengajar, Jenis-jenis keterampilan dasar mengajar, pentingnya keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru serta dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar.













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah mengajar sering digandengkan dengan belajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM),  proses belajar mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan 2 unsur yaitu belajar dan mengajar.
Mengajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen, atau instruktur dalam mengatur dan mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong aktivitas belajar siswa atau pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa atau pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur mengajar, kalaupun ada unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari  guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukan seperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanamkan satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting dan dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustraasi tersebut bahwa mengajar sebagai proses transfer adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir (pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa akan berkembang secara optimal.
Perkembangan berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu suatu proses mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun kontemporer) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki dan terkembangkannya pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan/kecakapan atau yang lebih populer perubahan berkenaan dengan: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya merubah tingkah laku tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan (transfer) yang kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja, sedangkan pada pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan cara “mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa”.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen, atau instruktur, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.  Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam melakasanakan tugasnya.

B.  Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.
Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif. Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna dapat menarik simpati dan empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan.
Keterampilan bertanya dibedakan atas : keterampilan bertanya dasar, mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa.
Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan adalah:
a.         Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
b.         Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c.         Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d.        Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e.         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f.          Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g.         Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
h.         Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
            Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya. Alasan itu antara lain:
            Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi, sedangkan siswa adalah penerima informasi. Oleh karena itu, siswa bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan dan keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa dapat menjadi lebih aktif, kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bervariasi dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi.
            Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam. Situasi seperti ini menular ke dalam kelas. Kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa, sedangkan guru tidak berusaha untuk menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
            Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental intelektual. Salah satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
            Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajkukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

            Turney (1979) mengindentifikasi 12 fungsi pertanyaan. Keduabelas fungsi tersebut antara lain:
1.      Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik
2.      Memusatkan perhatian pada masalah tertentu
3.      Menggalakkan penerapan belajar aktif
4.      Merangsang siswa memberikan pertanyaan sendiri
5.      Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal
6.      Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
7.      Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran
8.      Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang diberikan
9.      Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir
10.  Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru
11.  Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi
12.  Membentu siswa menyetakan perasaan dan pikiran yang murni

C.      Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah :
·                 Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
·                   Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.
Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, tujuan memberi penguatan adalah untuk:
1.      meningkatkan perhatian siswa
2.      membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
3.      memudahkan siswa belajar
4.      mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif
5.      menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
6.      memlihara iklim kelas yang kondusif

D.  Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah memberikan respon yang bervariasi (berbeda atau berganti-ganti). Melalui variasi stimulus ini dimaksudkan untuk menjaga agar suasana pembelajaran selalu menarik, tidak membosankan, sehingga siswa selalu menunjukkan sikap antusias, bergairah, penuh perhatian, dan selalu berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
1.      Variasi dalam pola interaksi pembelajaran.
2.      Variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran.
3.      Variasi penggunaan metode serta gaya mengajar.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3.bagian , yaitu:
1.      Variasi dalam gaya mengajar dapat di lakukan dalam berbagai cara seperti
a.       Variasi suara :rendah, tinggi,besar, kecil
b.      Memusatkan perhatian
c.       Membuat kesenyapan sejenak
d.      Mengadakan kontak pandang
e.       Variasi kegiatan badan dan mimic
f.       Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.
2. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
a. Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
b. Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
c. Variasi alat dan bahan yang dapat dimanipulasi
3. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan
Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedang variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi ,menelaah materi,latihan atau demonstrasi.

E.       Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik. Adapun terdapat komponen-komponen keterampilan dasar mengajar menjelaskan adalah sebagai berikut:
1.      Komponen merencanakan
2.      Penyajian suatu penjelasan
3.      Pemberian tekanan
4.      Penggunaan balikkan
Tujuan keterampilan menjelaskan :
1.      Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
2.      Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah.
3.      Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4.      Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pmecahan masalah.
5.      Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.

F.   Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain, yaitu : 1) menarik perhatian siswa; 2) menumbuhkan motivasi belajar siswa; 3) memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.  Tujuan kegiatan menutup pelajaran yaitu untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hasil belajar yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup pelajaran misalnya : merangkum atau membuat garis besar permasalahan yang dibahas, memberikan tindak lanjut, dan lain-lain.

G.      Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

H.      Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berwujud pengaturan ruangan dan tempat duduk,akan tetapi juga dalam bentuk interaksi yang baik dengan siswa, dan penciptaan hubungan guru dan siswa, dan hubungan antara siswa yang baik. Perwujudan pengelolaan kelas yang baik adalah terciptanya kondisi yang optimal untuk proses belajar-mengajar yang efektif.
Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat :
a.       Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab indbidu Maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktifitas yang sedang berlangsung.
b.      Menyadari kebutuhan siswa
c.       Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa
2.   Komponen keterampilan
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut:
1)      Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama mendekati,memberikan pertanyaan atau memberi reaksi terehadap gangguan dalam kelas
2)      Membagi perhatian secara visual dan vebal
3)      Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan  siswa dan menuntut tanggung jawab siswa
4)      Membari petunjuk-petunjuk yang jelas
5)       Menegur dengan bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas bukan berupa ocehan,serta membuat aturan
6)      Memberikan penguatan bila perlu
b.      Ketetampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkiatan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang berkelanjutan.untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu: modifikasi tingkah laku,pengelolaan (proses) kelompok serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
I.     Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 - 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.


J.        Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Karena sebagai tenaga profesional, maka seorang pendidik harus mempunyai kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU seorang pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar, sementara kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya ditekankan bagi seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat kompetensi di atas.
Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik. Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana menyampaikan materi secara tepat.
Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka. Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru/dosen sebagai pendidik.
Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan harus dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang kependidikan.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.
Sebagai seorang pendidik atau guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar, di mana keterampilan dasar mengajar itu, adalah :
1.         Keterampilan Bertanya
2.         Keterampilan Memberi Penguatan
3.         Keterampilan Mengadakan variasi
4.         Keterampilan Menjelaskan
5.         Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6.         Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7.         Keterampilan Mengelola Kelas
8.         Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

B.     Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca khususnya mahasiswa calon pendidik mampu menguasai keterampilan-keterampilan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, Dadang. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. D:\Pasca sarjana UPI\Strategi pembelajaran fisika\BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\makalah ket das mengajar

Wati, Widya. 2010. Keterampilan Dasar Guru, D:\Pasca sarjana UNP\Strategi pembelajaran\Katerampilan Dasar Guru

Anonim. 2010. Delapan Kompetensi Dasar Mengajar. ..\BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\Delapan Kompetensi Dasar Mengajar.htm

|Rohani, Ahmad. 2004, Pengelola Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta

1 komentar:

  1. terimaksih informasi dan ilmu yang bermnfaat ini
    salam hormat dari saya Warkop Setia

    BalasHapus