Sabtu, 09 Januari 2016

Bullying Di Sekolah



Nama               : Vera Novita
NPM                : 13.141.048
Kelas               : 5B




 

                     Bullying Di Sekolah

Penindasan di sekolah atau bullying adalah penggunaan kekerasan atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi anak lain hal ini dapat mencakup pelecehan, secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas atau kemampuan. Bullying tidak hanya meliputi kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak menampar dan lain-lain, tetapi dapat juga dapat berbentuk kekerasan verbal seperti, memaki, mengejek dan berbentuk kekerasan psikologis seperti mengintimidasi dan mengucilkan. Sebagian besar korban melaporkan bahwa mereka menerima perlakuan peecehan secara psikologis (diremehkan). Kekerasan secara fisik, seperti di dorong, dipukul lebih umum di karalangan siswa pria. Tindakan ini dilakukan dalam jangka waktu sekali, berkali-kali bahkan sering atau menjadi  sebuah kebiasaan.
Tanda dan gejala korban bullying :

1.      Fisik mucul lebam, tergores atau luka yang tidak bias dijelaskan. Baju dan barang bawaan robek atau rusak
2.      Perilaku rasa takut saat berangkat atau pulang sekolah. Minta diantar ke sekolah. Minta uang tambahan atau mencuri uang untuk diberikan kepada pem-bully
3.      Indikator emosionalnya mudah marah, kesal, sendirian , memisahkan diri dari lingkungan
Pelaku Bullying :
1.      Pelaku utama adalah pihak yang merasa lebih berkuasa dan berinisiatif melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun psikologis
2.      Pelaku pengikut adalah pihak yang ikut melakukan bullying berdasarkan solidaritas kelompok untuk mendapatkan penerimaan atau pengakuan kelompok.
3.      Saksi biasanya hanya bisa diam membiarkan kejadian berlangsung tidak menolong korban bahkan sering mendukung pelaku bullying.
Dampak bullying :
1.      Gangguan emosi korban biasanya akan merasakan berbagai emosi negative, seperti marah, dendam, tertekan, takut, sedih dan lain-lain dan tidak berdaya menghadapinya.
2.      Konsentrasi belajar terganggu
3.      Dampak psikologis adalah kemungkinan untuk timbulnya masalah pada korban seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, dan ingin bunuh diri.
Penanganan :
1.      Ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah sampai orang tua yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban.
2.      Program anti bullying di sekolah dilakukan dengan menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku atau melakukan kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi bullying ke dalam pembelajaran akan dampak positif dan negatifnya.
Tips agar anak sebagai korban terlihat kuat dan bertahan menghadapi pelaku :
1.      Bertindak percaya diri, tegakkan kepala dan bahu, tatap mata pelaku tanpa bermaksud menantang jaga suara agar tetap stabil saat berbicara
2.      Usahakan tetap tenang, anak dilatih untuk mencoba berekspresi terganggu atau bosan. Jangan biarkan pelaku tahu dia berhasil mengganggunya.
3.      Bernafas dalam-dalam. Menarik nafas untuk memasukkan rasa percaya diri dan kekuatan , mengeluarkan perasaan setres dan khawatir
4.      Latih anak untuk tidak mencoba untuk membalas dendam, karena dua kesalahan tidak membuat menjadi benar.
Jadi sebagai seorang guru harus mengontrol kondisi dalam sekolah dalam sikap murid , dan orang tua juga harus memperhatikan perbedaan tingkah laku pada anaknya. Setidaknya orang tua harus tau teman bermain anaknya di sekolah. Ajarkan apa makna sahabat bagi anak. Agar anak saling menghargai sesama teman dan saling menjaga satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar