Nama : Vera Novita
Kelas : 5B
Bullying Di Sekolah
Penindasan di sekolah
atau bullying adalah penggunaan kekerasan atau paksaan untuk menyalahgunakan
atau mengintimidasi anak lain hal ini dapat mencakup pelecehan, secara lisan atau
ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali
terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas
atau kemampuan. Bullying tidak hanya meliputi kekerasan fisik, seperti memukul,
menjambak menampar dan lain-lain, tetapi dapat juga dapat berbentuk kekerasan
verbal seperti, memaki, mengejek dan berbentuk kekerasan psikologis seperti
mengintimidasi dan mengucilkan. Sebagian besar korban melaporkan bahwa mereka
menerima perlakuan peecehan secara psikologis (diremehkan). Kekerasan secara
fisik, seperti di dorong, dipukul lebih umum di karalangan siswa pria. Tindakan
ini dilakukan dalam jangka waktu sekali, berkali-kali bahkan sering atau
menjadi sebuah kebiasaan.
Tanda dan gejala korban bullying :
1. Fisik mucul lebam, tergores atau luka
yang tidak bias dijelaskan. Baju dan barang bawaan robek atau rusak
2. Perilaku rasa takut saat berangkat
atau pulang sekolah. Minta diantar ke sekolah. Minta uang tambahan atau mencuri
uang untuk diberikan kepada pem-bully
3. Indikator emosionalnya mudah marah,
kesal, sendirian , memisahkan diri dari lingkungan
Pelaku Bullying :
1. Pelaku utama adalah pihak yang merasa
lebih berkuasa dan berinisiatif melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun
psikologis
2. Pelaku pengikut adalah pihak yang
ikut melakukan bullying berdasarkan solidaritas kelompok untuk mendapatkan
penerimaan atau pengakuan kelompok.
3. Saksi biasanya hanya bisa diam
membiarkan kejadian berlangsung tidak menolong korban bahkan sering mendukung
pelaku bullying.
Dampak bullying :
1. Gangguan emosi korban biasanya akan
merasakan berbagai emosi negative, seperti marah, dendam, tertekan, takut,
sedih dan lain-lain dan tidak berdaya menghadapinya.
2. Konsentrasi belajar terganggu
3. Dampak psikologis adalah kemungkinan
untuk timbulnya masalah pada korban seperti rasa cemas berlebihan, selalu
merasa takut, depresi, dan ingin bunuh diri.
Penanganan :
1. Ada kebijakan dan tindakan
terintegrasi yang melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala
sekolah sampai orang tua yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying
dan menjamin rasa aman bagi korban.
2. Program anti bullying di sekolah
dilakukan dengan menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat
kepada pelaku atau melakukan kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi
bullying ke dalam pembelajaran akan dampak positif dan negatifnya.
Tips agar anak sebagai korban
terlihat kuat dan bertahan menghadapi pelaku :
1. Bertindak percaya diri, tegakkan
kepala dan bahu, tatap mata pelaku tanpa bermaksud menantang jaga suara agar
tetap stabil saat berbicara
2. Usahakan tetap tenang, anak dilatih
untuk mencoba berekspresi terganggu atau bosan. Jangan biarkan pelaku tahu dia
berhasil mengganggunya.
3. Bernafas dalam-dalam. Menarik nafas
untuk memasukkan rasa percaya diri dan kekuatan , mengeluarkan perasaan setres
dan khawatir
4. Latih anak untuk tidak mencoba untuk
membalas dendam, karena dua kesalahan tidak membuat menjadi benar.
Jadi sebagai seorang guru
harus mengontrol kondisi dalam sekolah dalam sikap murid , dan orang tua juga
harus memperhatikan perbedaan tingkah laku pada anaknya. Setidaknya orang tua
harus tau teman bermain anaknya di sekolah. Ajarkan apa makna sahabat bagi
anak. Agar anak saling menghargai sesama teman dan saling menjaga satu sama
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar